hari
minggu pagi, aku dibangunkan oleh suara tetangga yang sedang motong keramik.
Itu sudah menjadi alarm tiap minggu bagiku karena karena tetangga ku ini
termasuk aktif dalam melakukan kegiatan pertukangan setiap hari minggu. Kadang
motong keramik kadang benerin pintu kadang juga pukul pukul tembok, gak tau dah
apalagi yang di buat tiap hari minggu. Yang jelas suara itu pasti membangunkan
aku tiap hari minggu pagi, makanya aku tidak pernah bangun telat kalo hari
minggu. Satu hal yang positif menurutku aku bisa bangun pagi hari minggu.
Setelah mandi dan sarapan aku pun bingung untuk mengisi
hari minggu ku ini dengan kegiatan apa, setengah hari kuhabiskan buka you tube
dan scroll ig. Mata mulai Lelah dan ngantuk mulai menyerang lagi. Wah kalo di
biarin bisa bisa minggu full rebahan ini nanti. Setelah tadi sekian lama scroll
handphone akhirnya muncul ide untuk keluar. Ya meski idenya Cuma keliling aja
naik motor. Ternyata naik motor keliling kota siang siang adalah ide buruk. Teriknya
matahari membuat kulit rasanya seperti masuk ke dalam oven. Memang biasanya aku
suka motoran keliling tapi itu waktu malam hari bukan siang.
Kukira naik motor menyusuri sungai bisa membuat hawa udara
menjadi lebih sejuk ternyata sama aja. Malah yang ada uap air yang menguap
membuatku malah berasa kayak sauna. Untungnya ini kota Surabaya, kota yang
dinobatkan sebagai kota dengan taman dan ruang terbuka hijau terbanyak yang
membuat panas terik yang menerpa menjadi agak tak terlalu terik. Sedikit tapi,
sedikit sekali membantu soalnya udara di sekitar tetap aja panas dikarenakan
memang matahari lagi terik teriknya di atas. Melewati jembatan merah, tugu
pahlawan hingga tunjungan plaza. Ikon ikon yang menjadi benchmark kota Surabaya
kulewati.
Gesekan ban dengan aspal yang membuat fatamorgana seakan
akan apa yang di depan menjadi meleleh karena panasnya. Aku merasa seperti kepiting
yang di kukus di dalam panci besar. Panasnya seakan akan bisa melunakkan keras
kepalaku, bisa melelehkan hatiku yang membeku. Tapi nyatanya panas ini tak bisa
membuat ku bergeming sedikitpun. aku tetap keras kepala dan tetap berhati
dingin, ibaratnya aku ini seorang psikopat yang membunuh orang tapi tetap bisa
tersenyum. Aku bisa membunuh dan memutilasi siapapun dengan tetap tersenyum
lebar di wajah ku. Seakan-akan aku menikmatinya dan memang itu yang aku inginkan.
 |
petirtaan jolotundo |
Panasnya kota membuat ku berpikir untuk riding ke
pegunungan aja. Mungkin yang terdekat dari Surabaya adalah area trawas dan sekitarnya.
Segeralah ku geber motor ku ke selatan kearah trawas. Melewati kota sidoarjo
yang biasanya jalanan utama macet karena volume kendaraan, kali ini cenderung
lancar dan tidak padat. Mungkin di karenakan hari libur makanya lalu lintas nya
lancar. Ku geber terus ke selatan akhirnya motorku sampai di daerah porong,
daerah yang terkenal karena semburan lumpur dan ote-otenya. Bau gas mulai
tercium waktu melewati area tanggul lumpur Lapindo yang terus menyembur mulai
tahun 2006 hingga tahun 2022 ini. Pemandangan yang sungguh menarik Ketika
melihat di sebelah kiri para warga membuka wisata lumpur Lapindo. Setelah
porong, aku berpikir untuk lewat ngoro saja untuk menghemat waktu karena
menurutku lewat sana adalah rute tercepat.
 |
menuju ngoro |
Setelah melewati ngoro, akhirnya mulai memasuki rute
pegunungan yang menanjak dan berliku. Tanpa tujuan benar benar membuat ku hanya
motoran tanpa arah dan hanya mengikuti jalan yang ada di depan. Sekilas kulihat
papan jalan bertuliskan petirtaan jolotundo membuatku ingin menuju kesana.
daripada tanpa tujuan, akhirnya ku putuskan untuk ke petirtaan jolotundo saja
sekalian ngadem disana. Setelah beberapa waktu mengikuti arah petunuk jalan ke
jolotundo, akhirnya sampai juga di lokasi.
Tiket masuk Kawasan wisata ini hanya 10 ribu rupiah dan 5
ribu rupiah untuk parkir motor. Wisatawan yang ada di area ini beragam, mulai
dari keluarga, anak muda dan juga orang yang punya kepentingan khusus di
petirtaan ini seperti melakukan ritual atau semacamnya. Area nya yang teduh dan
sejuk serta di kelilingi pepohonan membuat siapapun pasti betah untuk berlama
lama di tempat ini. Selain petirtaan disini juga terdapat reruntuhan sebuah
candi. Reruntuhan yang tersisa ini hanya berupa tumpukan batu yang ditata
sedimikian rupa agar tidak berserakan dimana.
 |
di depan pintu masuk petirtaan |
Diceritakan bahwa petirtaan ini dulu dibangun oleh raja
Udayana dari Bali untuk merayakan kelahiran anak pertamanya yaitu Airlangga. Di
percaya juga tempat ini di pakai oleh para tentara majapahit untuk mandi
sebelum mereka di turunkan ke medan pertempuran. Maka dari itu banyak yang
meyakini bahwa sumber mata air di petirtaan ini memiliki khasiat. Bagi umat
hindu beraliran Siwa petirtaan ini pun dianggap suci di karenakan air yang
mengalir di percaya sebagai tirta amerta ( air keabadian ) yang mengalir dari
gunung suci pawitra ( penanggungan). Di malam malam tertentu petirtaan ini juga
digunakan untuk kepentingan ritual ritual, misalnya pada saat malam 1 suro.
 |
petirtaan jolotundo |
Terletak diatas ketinggian 800 meter di atas permukaan laut
membuat petirtaan ini di percaya berkhasiat. Seperti membuat awet muda, bisa
menyembuhkan penyakit, serta membuat orang yang single menjadi enteng jodoh.
Percaya gak percaya memang itulah yang di percaya masyarakat. Bahkan ada
peneliti yang mengatakan kualitas air di petirtaan jolotundo ini yang terbaik
ke 2 di dunia setelah air zam zam. Memang hal itu tidak bisa di pungkiri,
mungkin karena letaknya di pegunungan membuat kandungan mineral yang terkandung
dalam air di petirtaan ini sangat tinggi sehingga maka dari itu orang orang percaya
bahwa petirtaan ini mempunyai khasiat.
 |
reruntuhan candi |
Di
petirtaan ini juga terdapat beberapa gazebo yang bisa di gunakan untuk duduk
bersantai sambal menikmati kesejukan dan keasrian area sekitar petirtaan. Di
petirtaan ini terdapat 2 bilik yang di gunakan untuk mandi, yaitu di sebelah
kiri dan kanan. Sebelah kiri di gunakan untuk pemandian perempuan sedangkan
sebelah kanan di gunakan untuk laki laki. Di tengah tengahnya juga terdapat
pancuran yang di hiasi ukiran indah dan kolam dibawahnya yang terdapat ikan
sebagai penghias petirtaan. Bilik pemandian di kiri dan kanan sendiri memiliki
ukuran yang tidak terlalu besar, mungkin hanya sekitar 2 x 2 meter saja,
sehingga para pengunjung yang ingin mandi di haruskan bergantian untuk bisa
mandi di petirtaan ini. Diatas petirtaan juga terdapat tempat untuk melakukan
ritual yang di hiasi payung payung ala kerajaan yang semakin menambah sakral
tempat di atas area petirtaan. Area di atas petirtaan memang di khususkan untuk
yang mau melakukan ritual jadi tidak boleh sembarangan orang memasukinya. Hanya
orang yang akan melakukan ritual yang di perbolehkan untuk masuk ke atas petirtaan.
Begitu sampai petirtaan ini, aku langsung menuju gazebo
untuk duduk duduk beristirahat sebentar stelah perjalanan dari Surabaya.
Suasana yang asri dan sejuk membuatku betah berlama lama di tempat ini. Melihat
tempat mandi masih ramai membuat ku harus bersabar dahulu jika ingin mandi di
petirtaan di karenakan keterbatasan tempat. Suara gemericik air, aroma hutan,
serta suara burung yang membuat ku terlena akan tempat ini. Aku bisa merasakan
relaksasi di tempat ini, rileks seluruh badan terkena hawa sejuk petirtaan ini
yang memang terletak di ketinggian kurang lebih 800 meter di atas permukaan
laut. Hawanya yang sejuk membuat ku terlena, seperti ada yang membuat ku
mengantuk. Menina bobokan diriku agar tertidur saat itu. Suasana hutan membuat
stress yang selama ini ada menjadi perlahan sirna. Sungguh luar biasa apa yang
kurasakan di petirtaan ini.
 |
menuju pancuran air |
Setelah menunggu mungkin sekitar setengah jam, akhirnya
tempat mandi pun mulai lengang. Aku beranjak dari gazebo menuju tempat
pemandian. Untuk naik ke petirtaan kita harus melepas alas kaki. Selain untuk
menjaga kebersihan candi juga sebagai bukti bahwa ini adalah tempat yang suci.
Tempat mandi yang hanya berukuran sekitar 2 x 2 meter ini mempunyai 3 pancuran.
Satu pancuran utama atau yang paling besar sedangkan di kanan kirinya terdapat
2 pancuran kecil. Mandi di petirtaan ini kita dilarang memakai sabun atau
semacamnya untuk menjaga tempat ini. Segera saja aku lepas semua pakaian ku
hingga hanya menyisakan pakaian dalam. Sambil memanjatkan doa kepada Tuhan aku
mulai menceburkan diriku ke pemandian. Sambil kubasuh seluruh tubuh ku, juga
kupanjatkan doa kepada kepada tuhan yang maha esa agar aku di bersihkan dari
hawa negatif dan pengaruh buruk, serta senantiasa di berkahi sepanjang waktu.
Di pemandian juga terdapat orang yang menaburkan bunga 7 rupa dan menyalakan
hio sambil memanjatkan doa kepada tuhan yang maha esa.
 |
pancuran pemandian |
Setelah sekitar 10 menit aku sudahi mandi ku dan mengganti
pakaianku Kembali. Badanku terasa lebih segar dan lebih bertenaga. Ya mungkin
karena efek selesai mandi, biasanya di rumah juga begitu. Tapi menurutku apa
yang kurasakan setelah mandi di petirtaan ini sungguh berbeda. Kulit kulitku
terasa seperti di perbarui Kembali dan pikiranku Kembali fresh dan terasa
energi yang keluar dari dalam diri. Mungkin ini karena kandungan mineral di
petirtaan ini sangat tinggi sehingga badan kita seakan akan di charge Kembali
dan menjadi segar lagi.
aku Kembali menuju parkiran dan mengambil motorku lagi
untuk pulang ke rumah. Rute pulang kali ini aku putuskan untuk pandaan saja
karena aku ingin mampir ke toko oleh oleh untuk membeli bakpao telo untuk
keluarga di rumah. Bakpao yang sudah menjadi oleh oleh khas dari malang.
Memiliki rasa yang manis dan khas membuat keluarga ku suka dengan bakpao ini.
Tak lupa aku juga membeli tempe malang kesukaan ku untuk ku makan di rumah. Setelah
membeli semua oleh oleh akhirnya ku langsung balik pulang ke rumah. Perjalanan
juga sangat lancar tidak macet. Sehingga hanya butuh sekitar 1 jam untuk sampai
ke rumah lagi. Di rumah aku Kembali rebahan dan scroll scroll hp seperti biasa.
Rasanya aku punya banyak tenaga untuk rebahan kali ini. Hahahaha……..
0 comments:
Posting Komentar